Ini Kita.
Sulit rasanya untuk
jujur kepada hati yang sudah lama nyaman dengan situasi tertentu. Kita udah terlalu lama menjalaninya, sampai-sampai gatau kapan kita jujur kepada perasaan sendiri. Kadang, refleks yang kita
lakukan satu sama lain terasa berlebihan untuk sekadar pertemanan. Lucunya,
kita masih berusaha untuk meyakinkan diri kalau itu hal yang wajar dalam
sebuah pertemanan kita.
Kita memang jarang akur. Jaranggg sekali. Ada saja hal yang membuat kita
berbeda pendapat, hingga akhirnya kita berdebat di depan umum. Memalukan.
Aku gatau siapa yang mulai, yang
jelas ini sudah jauh, sangat jauh. Kadang aku tertawa kalau mengingat hal-hal yang kita lalui bersama, namun kadang aku merasa ga membutuhkan kehadiranmu tuh.
Aku
tahu jelas gimana sikapmu kepadaku. Namun ada saat dimana kamu memperhatikan dan mempedulikan pendapatku, dari seorang kamu dengan sisi berbeda yang ku kenal. Lagi-lagi, kita berusaha untuk mewajarkannya dalam pertemanan ini.
Kita memang sudah sering menghindar untuk menyudahi ini semua. Tapi
nyatanya, sulit untuk menyudahinya. Entah itu aku atau kamu, kita
sama-sama saling mencari perhatian satu sama lain dan akhirnya kita kembali
terjebak disituasi ini.
Kalau
ditanya kapan kita seperti ini, aku juga gatau. Seingatku, awalnya kita
hanya teman diawal masa putih abu dan dipertemukan kembali diakhir masa putih abu. Bahkan ketika bertemu lagi, kita seperti orang asing.
Kita bukan teman akrab, bahkan sampai sekarang. Tapi, kenapa kita menjebak diri di situasi seperti ini dan merasa mudah melakukannya?
Kita bukan teman akrab, bahkan sampai sekarang. Tapi, kenapa kita menjebak diri di situasi seperti ini dan merasa mudah melakukannya?
Comments
Post a Comment