Love Language

Hai, semua! Setelah sekian lama gue menghilang dari blog gue sendiri wkwkwk finally, I’m back guys! Udah lama banget ga blogging terakhir update bulan Januari, woy, apa-apaan ini??!?! Bisa-bisanya muncul-muncul di bulan September!!!?! Dea oh Dea ckckckck.

SOOOO, belakangan ini fyp tiktok gue dipenuhi oleh orang-orang di luar sana yang tengah membicarakan mengenai love language dirinya dan pasangannya (juga berkaitan dengan PPKM yang sampai detik ini belum kunjung usai). Hal tersebut yang menggerakkan diri gue untuk membahas love language.

 

Nah, apasih love language? Love language atau bahasa kasih/cinta merupakan tindakan, perlakuan, atau sikap seseorang terhadap pasangannya atau orang terdekatnya untuk menunjukkan kepedulian atau ‘rasa sayang’nya terhadap orang tersebut. Love language setiap orang berbeda-beda, Gary Chapman dalam bukunya yang berjudul “The 5 Love Language: The Secret to Love That Lasts” menyebutkan ada lima jenis bahasa, yaitu, quality time, physical touch, acts of service, words of affirmation, dan receiving gifts.

Yuk, gue bahas singkat atas se-pengetahuan gue ya! (gue belum baca bukunya baik itu edisi asli atau edisi terjemahannya yang berjudul ‘Esensi dari Lima Bahasa Kasih’).

1. Quality Time atau Waktu yang Berkualitas.

Pemilik love language ini merasa dikasihi atau dicintai oleh orang terdekatnya dengan menghabiskan waktu bersama. Perhatian penuh terhadap si ‘quality time’ merupakan hal yang sangat penting dan jangan ada gangguan gadget, TV, atau hal lainnya. Contoh hal yang dapat dilakukan ialah, mengerjakan suatu hal bersama sambil bercerita atau menghabiskan waktu dengan berbincang-bincang hal-hal menarik.

2. Physical Touch atau Sentuhan Fisik.

Kalau pasangan kalian pemilik love language ini, sering-sering untuk kalian memegang tangannya, memeluk, dan mengusap-usap kepalanya. Percaya deh, dengan hal-hal tersebut pasangan kalian akan merasa sangat disayangi!

3. Acts of Service atau Tindakan Pelayanan.

Si ‘acts of service’ akan merasa disayangi ketika orang terdekatnya membantu meringankan pekerjaan atau tanggung jawabnya. Contohnya membukakan pintu ketika pasanganmu ingin masuk ke dalam mobil, membantu membawa belanjaannya, membawakan sarapan, mendorong trolley belanjaan ketika sedang grocery shopping dan hal-hal lain yang membantunya.

4. Words of Affirmation atau Kata Penegasan.

Seseorang dengan love language ini, membutuhkan kalimat pengakuan atau sanjungan sebagai bentuk penegasan. Contohnya kalian bisa memuji pasangan kalian dengan mengatakan “Kamu cantik/ganteng dengan baju itu”, “Kamu hebat deh!”, “Kamu sering-sering masak ya, aku suka masakan kamu” atau sejenisnya.

5. Receiving Gifts atau Memberikan Hadiah.

Biasanya orang dengan tipe ‘receiving gift’ akan merasa dikasihi ketika Ia menerima hadiah. Pilh hadiah yang tepat untuk pasanganmu dan hadiahnya tidak selalu harus mahal, usahakan untuk memberikan sesuatu yang disukai oleh pasangan kalian ya. Jangan lupa sertakan pula ‘kejutan’ atau surprise sebelum kalian memberi hadiah tersebut!


 

 

Setelah gue kasih penjelasan singkat, kalian pasti bertanya-tanya, “gimana sih cara ngeceknya?” Nih, gue kasih 2 website dalam bahasa yang berbeda ya, versi Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Gue pribadi baru nyoba yang versi Bahasa Inggris, tapi berdasarkan review sama aja kok baik Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris!

https://satupersen.net/quiz/tes-love-language (versi Bahasa Indonesia)

https://www.5lovelanguages.com/quizzes/love-language (versi Bahasa Inggris)

Setiap orang pasti memiliki ke-5 love language tersebut tapi akan ada yang lebih dominan. Bukan berarti ketika pasangan kalian memiliki love language physical touch ga seneng waktu kalian kasih hadiah, ga gitu ya. Justru kalo menurut gue, tetep harus menyeimbangkan dengan love language yang lain.

And, this is my result…


My Boyfie result...


Hampir mirip bukan urutannya? Hanya tukeran di posisi 3&4 hehehe. Semoga jodoh! Tolong aamiin-kan para pembaca blog ini!!!


Yap, berdasarkan hasil test, love language gue adalah quality time, physical touch, acts of service, words of affirmation, dan receiving gifts (dengan persentase 2 terakhir sama-sama 7%). Persentase yang sangat jomplang ya bund, lihatlah betapa 2 pertama dengan sisanya sangat jauh but that’s trueeeeee me!WKWKWWK.

Sejujurnya gue udah merasa sebelum gue melakukan test tersebut, karena gue seneng banget untuk menghabiskan waktu bersama dengan berbincang-bincang atau istilah sekarangnya “deep talk”, seru banget ga sih?! Gue juga akan merasa bete ketika ada gangguan-gangguan kayak tiba-tiba temen gue main hp bukan untuk urusan yang penting atau ngaret banget waktu janjian atau membatalkan janji tanpa alasan yang jelas padahal gue udah siap:”)) Beberapa temen gue merasa hal-hal seperti itu biasa aja, tapi gue bisa se-total itu untuk bete ber-jam-jam.

Tapiiii, sebagai seorang quality time, gue pribadi bukan tipe yang harus ketemu tiap hari dengan pasangan, yang penting dia tetep ‘menyisakan’ waktunya buat gue dan dia tetep ngasih kabar ke gue. Nah, kalo lagi ketemuan, gue bakal bete kalo pasangan gue ga fokus mendengarkan gue atau terlalu fokus ke hp-nya tanpa melibatkan gue atau ketika gue tanya “kenapa?” atau “siapa?” pasangan gue malah jawab “engga gapapa” “ini gapapa kok” kesel banget kalo jawabnya gitu, seharusnya dia jawab pertanyaan gue dengan jelas bukan malah begitu, toh kalau dia sebut alasannya dan menurut gue masuk akal gue juga akan membiarkan dia fokus dulu, jadi gue ga merasa kalau gue tidak dihiraukan gitu lho hhhh langsung naik pitam gue wkwkwkwk ampun dec.

Menurut gue, mengetahui love language ini penting banget dalam hubungan, baik dengan pasangan, keluarga, teman, dan orang-orang terdekat sebagai bentuk pengertian terhadap mereka juga untuk meminimalisir pertengkaran atau salah paham.

Selamat mencoba dan segera kabari pasangan kalian masing-masing agar kalian bisa saling memahami satu sama lain, ya!

Comments

Popular posts from this blog