Love Language
SOOOO, belakangan
ini fyp tiktok gue dipenuhi oleh
orang-orang di luar sana yang tengah membicarakan mengenai love language dirinya dan pasangannya (juga berkaitan dengan PPKM
yang sampai detik ini belum kunjung usai). Hal tersebut yang menggerakkan diri gue
untuk membahas love language.
Nah, apasih love language? Love language atau bahasa kasih/cinta merupakan tindakan, perlakuan, atau sikap seseorang terhadap pasangannya atau orang terdekatnya untuk menunjukkan kepedulian atau ‘rasa sayang’nya terhadap orang tersebut. Love language setiap orang berbeda-beda, Gary Chapman dalam bukunya yang berjudul “The 5 Love Language: The Secret to Love That Lasts” menyebutkan ada lima jenis bahasa, yaitu, quality time, physical touch, acts of service, words of affirmation, dan receiving gifts.
Yuk, gue bahas singkat atas se-pengetahuan gue ya! (gue belum baca bukunya baik itu edisi asli atau edisi terjemahannya yang berjudul ‘Esensi dari Lima Bahasa Kasih’).
1. Quality Time atau Waktu yang Berkualitas.
Pemilik love language ini merasa dikasihi atau dicintai oleh orang terdekatnya dengan menghabiskan waktu bersama. Perhatian penuh terhadap si ‘quality time’ merupakan hal yang sangat penting dan jangan ada gangguan gadget, TV, atau hal lainnya. Contoh hal yang dapat dilakukan ialah, mengerjakan suatu hal bersama sambil bercerita atau menghabiskan waktu dengan berbincang-bincang hal-hal menarik.
2. Physical Touch atau Sentuhan Fisik.
Kalau pasangan kalian pemilik love language ini, sering-sering untuk kalian memegang tangannya, memeluk, dan mengusap-usap kepalanya. Percaya deh, dengan hal-hal tersebut pasangan kalian akan merasa sangat disayangi!
3. Acts of Service atau Tindakan Pelayanan.
Si ‘acts of service’ akan merasa disayangi ketika orang terdekatnya membantu meringankan pekerjaan atau tanggung jawabnya. Contohnya membukakan pintu ketika pasanganmu ingin masuk ke dalam mobil, membantu membawa belanjaannya, membawakan sarapan, mendorong trolley belanjaan ketika sedang grocery shopping dan hal-hal lain yang membantunya.
4. Words of Affirmation atau Kata Penegasan.
Seseorang dengan love language ini, membutuhkan kalimat pengakuan atau sanjungan sebagai bentuk penegasan. Contohnya kalian bisa memuji pasangan kalian dengan mengatakan “Kamu cantik/ganteng dengan baju itu”, “Kamu hebat deh!”, “Kamu sering-sering masak ya, aku suka masakan kamu” atau sejenisnya.
5. Receiving Gifts atau Memberikan Hadiah.
Biasanya orang dengan tipe ‘receiving gift’ akan merasa dikasihi
ketika Ia menerima hadiah. Pilh hadiah yang tepat untuk pasanganmu dan
hadiahnya tidak selalu harus mahal, usahakan untuk memberikan sesuatu yang
disukai oleh pasangan kalian ya. Jangan lupa sertakan pula ‘kejutan’ atau surprise sebelum kalian memberi hadiah
tersebut!
Setelah gue kasih penjelasan singkat, kalian pasti
bertanya-tanya, “gimana sih cara
ngeceknya?” Nih, gue kasih 2 website dalam bahasa yang berbeda ya, versi
Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Gue pribadi baru nyoba yang versi Bahasa
Inggris, tapi berdasarkan review sama
aja kok baik Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris!
https://satupersen.net/quiz/tes-love-language
(versi Bahasa Indonesia)
https://www.5lovelanguages.com/quizzes/love-language
(versi Bahasa Inggris)
Setiap orang pasti memiliki ke-5 love language tersebut tapi akan ada yang lebih dominan. Bukan
berarti ketika pasangan kalian memiliki love
language physical touch ga seneng waktu kalian kasih hadiah, ga gitu ya.
Justru kalo menurut gue, tetep harus menyeimbangkan dengan love language yang lain.
And, this is my result…
Yap, berdasarkan hasil test,
love language gue adalah quality time, physical touch, acts of
service, words of affirmation, dan receiving
gifts (dengan persentase 2 terakhir sama-sama 7%). Persentase yang sangat
jomplang ya bund, lihatlah betapa 2 pertama dengan sisanya sangat jauh but that’s trueeeeee me!WKWKWWK.
Sejujurnya gue udah merasa sebelum gue melakukan test tersebut, karena gue seneng banget
untuk menghabiskan waktu bersama dengan berbincang-bincang atau istilah sekarangnya “deep talk”, seru banget ga sih?! Gue juga akan merasa bete ketika
ada gangguan-gangguan kayak tiba-tiba temen gue main hp bukan untuk urusan yang
penting atau ngaret banget waktu janjian atau membatalkan janji tanpa alasan
yang jelas padahal gue udah siap:”)) Beberapa temen gue merasa hal-hal seperti itu biasa aja, tapi gue bisa se-total itu untuk bete ber-jam-jam.
Tapiiii, sebagai seorang quality
time, gue pribadi bukan tipe yang harus ketemu tiap hari dengan pasangan, yang
penting dia tetep ‘menyisakan’ waktunya buat gue dan dia tetep ngasih kabar ke
gue. Nah, kalo lagi ketemuan, gue bakal bete kalo pasangan gue ga fokus mendengarkan gue atau terlalu fokus ke hp-nya
tanpa melibatkan gue atau ketika gue tanya “kenapa?” atau “siapa?” pasangan gue
malah jawab “engga gapapa” “ini gapapa kok” kesel banget kalo jawabnya gitu, seharusnya dia jawab pertanyaan gue dengan jelas bukan malah begitu, toh kalau dia sebut alasannya dan menurut gue masuk akal gue juga akan membiarkan dia fokus dulu, jadi gue ga merasa kalau gue tidak dihiraukan gitu lho hhhh langsung naik pitam gue wkwkwkwk
ampun dec.
Menurut gue, mengetahui love
language ini penting banget dalam hubungan, baik dengan pasangan, keluarga,
teman, dan orang-orang terdekat sebagai bentuk pengertian terhadap mereka juga
untuk meminimalisir pertengkaran atau salah paham.
Selamat mencoba dan segera kabari pasangan kalian
masing-masing agar kalian bisa saling memahami satu sama lain, ya!
Comments
Post a Comment